Senin, 12 November 2012

BINTANG KEHIDUPAN

 
BINTANG KEHIDUPAN
            Mungkin aku bukan siapa-siapa,aku juga bukanlah orang yang mempunyai pengaruh apa-apa di negeri ini.aku hanyalah seorang anak gelandangan yang mempunyai mimpi,mengais rizki dari jalanan,mengamen kesana kemari hanya untuk mencari sesuap makan.Perang kehidupanku dimulai saat aku mulai berkunjung ke ibu kota,karena di desaku tak ada pekerjaan yang memadai aku putuskan mengikuti ajakan teman yang tak jelas pekerjaan seperti apa yang ada di jakarta nanti.”dilla..ayo berangkat?”iya sebentar aku pamit ibuk,”buk...dilla berangkat dulu ya?”ibuk tidak keberatankan dilla tinggal...dilla mempunyai sebuah mimpi buk,doakan dilla ya buk?”ibuk hanya menangis aku tau perasaannya mungkin dia tak tega apa lagi di usiaku yang masih belia harus merantau di jakarta.
            Kereta api yang ku naiki ternyata telah sampai di jakarta,”fit..ayo bangun..kita dah nyampe jakarta nih?”fitri temanku yang berangkat bersama-sama denganku terperanjat,”wah...indahnya jakarta ayo-ayo keluar aku gak sabar pengin lihat monas!!”.berhari-hari terkatung-katung dijakarta membuat ongkos kami kian habis sedang pekerjaan yang kami cari tak kunjung dapat maklum namanya kota besar kalau cari pekerjaan harusnya bawa ijazah minimal S1,”hemh....”tapi kami ini apa karena himpitan ekonomi SD pun kami tak lulus.setelah berbulan-bulan aku putuskan untuk ngamen bersama fitri,entahlah ini pekerjaan hina atau apa yang kami fikir hanyalah kami bisa makan besok.kerasnya kehidupan ibukota sering membuatku menangis,pernah suatu malam kami di cegat brandalan uang hasil ngamen dari pagi sampai malam di minta karena kami di anggap sudah menjamah wilayah mereka bahkan sempat mereka menggodaku dan untung ada para pedagang kaki lima yang menolong.aku dan fitri menangis di emperan toko biasa kami tidur,”gimana besok kita makan ya fit?sedang uang kita diminta semua sama mereka”.fitri malah menangis menjadi-jadi,”aku pengin pulang saja dil..”aku kangen mak,biarin hidup susah di desa tapi beban hidup gak ampe seberat ini”.hatiku berkata mungkin fitri benar tapi dengan apa kami pulang?terus bagaimana dengan mimpiku?”.
            Tak terasa  hampir 1 tahun aku dan fitri mengais rejeki dijakarta,penderitaan dan cobaan kami lalui dengan tangis dan doa setiap harinya,mungkin benar kata orang “ibukota lebih kejam dari pada ibu tiri”.setelah cukup ongkos fitri malah memutuskan untuk pulang.”dilla...kamu yakin gak ikut aku?”gak fit...aku masih ingin mengejar mimpiku,”ya udah jaga dirimu dil ku doakan cita-citamu berhasil?”makasih fitri,kamipun berpisah di stasiun gambir...aku kembali bersama teman-teman sesama pengamen dan fitri pun berlalu.suatu malam aku bermimpi bertemu ibuk dia memberikan sesuatu yang sangat terang entah apa tapi itu seperti bintang namun sangat indah.hingga suatu hari saat aku mengamen disebuah toko kaset ada seorang laki-laki tua menyapaku,”nak..namamu siapa?suaramu bagus”.”nama saya faradilla pak,terimakasih...banyak yang memuji seperti itu tapi saya ini hanya seorang pengamen bukan penyanyi!!!”kamu pengin jadi penyanyi?”kamu bisa ikut saya,saya tau cara mengasah bakat kamu”.sebenar nya agak ragu tapi ku iyakan tawaran itu,setelah sesaat naik mobil bersama bapak itu kami berbelok dirumah yang amat mewah disana banyak anak-anak muda sepertiku ada yang main gitar ada yang nyanyi-nyanyi setelah ku baca papan di dekat pagar “DEDE STUDIO”(TEMPAT MENGASAH BAKAT) baru aku tau disini memang tempat anak-anak sepertiku yang kurang beruntung,siapapun boleh datang kesini untuk belajar.ternyata di negeri yang serba semrawut ini masih ada orang sebaik pak dede yang menyediakan tempat untuk kami para tunawisma yang di anggap sampah oleh pemerintah.
            Waktu kian berlalu bakatku mulai terlihat,pak dede sangat suka dengan suaraku coba-coba pak dede memasukkan aku kedapur rekaman,baru mengeluarkan singgle pertama laguku langsung meledak di pasaran dan menduduki tangga lagu di urutan pertama.akhirnya banyak sekali tawaran untuk manggung,semua terpesona dengan suara emasku.hingga suatu saat aku ingat ibuk dan fitri aku pun bicara pada pak dede yang memang sudah ku tunjuk sebagai managerku dan diapun menyetujuinya namun masih 1 minggu aku harus menunggu karena jadwal yang padat.saat terdiam memandang foto ibuk dalam hati kecilku berkata,”buk....kini dilla mampu mewujudkan mimpi dilla atas semua doa ibuk,dilla juga ingin ibuk merasakan kebahagiaan ini.inilah cita-cita dilla buk,ternyata kesuksesan seseorang tidak di tentukan dari setinggi apa dia mengenyam pendidikan tapi dari seberapa besar dia mau berusaha.orang miskin seperti akupun punya mimpi yang dapat diwujudkan,kini aku seperti bintang yang mampu memberi sinar pada kehidupan”.
TAMAT