Langkah awal sebelum memulai menulis adalah:
1). Tentukan
tujuanmu, apakah kamu akan menulis sebuah cerpen, cerbung, flash fiction
ataukah novel. Tentukan juga genre nya. Ada banyak genre yang dapat
kamu pilih, bisa roman, misteri, fantasi, horor, dan masih banyak genre
lainnya. Tulisanmu harus mampu meyakinkan pembaca. Caranya? Gambarkan
latar belakang dengan baik dan tepat. Misalnya, bukan dengan
menceritakan “Dia adalah orang yang jorok, ” tetapi dengan menggambarkan keadaan, misal: “Hal pertama yang menarik perhatianku adalah setumpuk sampah di pojok kamarnya”.
2). Buatlah karakter yang “kuat” dan “nyata”. Gak sulit kok mendapatkan
karakter: lihat saja orang-orang disekitarmu dan jadikanlah mereka
karakter fiksimu.
3). Kenali juga karakter kalian, boleh kok
kalian buat biodata masing-masing karakter. Misalnya, tokoh utama kalian
adalah Rama. Buat biodatanya dari nama lengkap, tanggal lahir, hobinya,
sifat-sifatnya, dll. Sehingga, dapat mempermudah kalian saat
pengembangan ide cerita kalian nantinya. Bedakan antara karakter dewasa,
remaja dan anak-anak. Masing-masing usia memiliki karakter alami yang
tak bisa dihilangkan
4. Buat plot! Tentukan bagian2 penting
dari fiksimu dari awal, klimaks hingga ending. Tanpa plot, fiksi kalian
dapat mengalir entah kemana sehingga tak pernah mendapatkan ending nya.
Cara membuat plot? Mudah. Gunakan saja mind map (peta pikiran). Bagian
penting dari plot: pengenalan tokoh, pre-konflik, konflik, klimaks,
post-konflik dan ending.
5. Klimaks. Merupakan bagian paling
penting dari sebuah cerita. Klimaks cerita menentukan seberapa
berhasilnya karyamu! Pada klimaks,kita membangun partisipasi
pembaca,untuk mampu berimajinasi bahkan berkeinginan untuk menjadi sang
tokoh utama.
6. Yang tak kalah penting: Sudut pandang “point of
view”. Ada sudut pandang orang pertama, orang kedua dan orang ketiga.
Yang terpenting: Konsisten! Maksudnya konsisten adalah: gunakan satu
sudut pandat dalam satu cerita, jangan bervariasi karena membuat pembaca
bingung.
7. Jangan lupakan dialog antar tokoh dengan pas,
kurang dialog akan membuat pembaca bosan. Sedangkan dialog yang
berlebihan juga dapat membuat pembaca tidak memahami cerita kalian. Saat
menulis dialog, perhatikan juga aksen bicara dan karakter si tokoh.
NB: Dalam membuat novel kita juga merasa perlu untuk membuat outline/kerangka
novel, ini sangat dibutuhkan untuk membantu penulis terutama agar: ide tidak
terlalu menyebar ke mana-mana. Sehingga akan membuat bingung penulis
sendiri nantinya. Sedangkan
sinopsis dan outline sangat dibutuhkan apabila naskah ingin diajukan ke
penerbit mayor. karena dari sinopsis dan outline itulah biasanya
penerbit mayor menilai isi novel kita layak ataukah tidak untuk mereka
terbitkan.
Sumber: http://nulisbuku.com/blog/2014/01/7-tips-menulis-novel/
Senin, 03 Februari 2014
SI DODOT LEMOT
"Kamu ini kenapa,
berapa persen sih otakmu kenapa dari tadi cuma jalan di tempat?"
Makin berang, kuseret
selimut yang sedari tadi menunggu dengan penuh kesabaran. Sesabar aku
menunggu jalannya, tapi tetap saja merangkak pelan-pelan meskipun iming-iming
es krim sudah kutunjukkan. Merasa tak tenang kuintip lagi jalannya dari balik
selimut yang sebenarnya membelenggu, masih tetap sama, jalan di tempat dengan
gemulai gerakannya.
"Hah... Apa-apaan
sih, kenapa suka sekali menggodaku? waktuku hampir habis, jangan hanya berputar mengitari sumbumu. Disini banyak hal baru kalau kau ingin
tau, teman pun banyak yang menunggu tapi ayo... Jangan duduk diam begitu?"
umpatku.
Bangun lagi, hati tak
tenang fikiran gusar. Terbayang mata pak dosen yang melotot tajam, mencari
ratusan tugas di perpustakaan sebagai jawaban akhir, sebuah hukuman itu pasti
karena hari ini hari terakhir. Marahku tak mempan, umpatanku pun di abaikan
pakai jalan lain. Ya... satu-satunya cara, cabut.
Keluar kamar bersungut-sungut,
semoga ada tempat yang bagus untuk melatihnya berjalan lagi. Bisa 'berabe'
urusannya kalau sampai hari ini tidak kelar, terbayang lagi sorakan teman-teman
pasti senang kalau aku dapat hukuman. Masukkan, "connect"... Terhubung!
"Yes, akhirnya...
bersahabat juga dirimu?" seringaiku menahan rasa senang. "Oke kawan,
ayo jalan?"
Diam? kenapa? ah...
Otaknya kumat lagi, tak bisa berfikir dan makin lambat. Kalau begini caranya
mungkin besok sudah waktunya kubawa ke museum, diabadikan menjadi pajangan. Di
masukkan kotak rapi yang tak tersentuh tangan.
Kuambil sepotong puding
dari lemari es, dingin... cukup untuk mengompres kepala yang semakin panas.
Berputar... terus berputar, kembali seperti semula dan hanya diam di tempat.
Kulirik, ia seperti mengejekku dengan liukannya yang kurasa juga tak 'luwes'
malah bikin otak mendidih.
Cukup sudah aku
menantimu, kau memang tak tau diri? dua tahun kita bersama tapi tetap saja kau
sebodoh saat kita bertemu dulu. Mungkin pertemuan ini pertemuan terakhir kita.
Selamat tinggal, tak usah menunggu di akhirat?" dongkolku. Sekarang tak ada
ampun, lewat tengah malam.
Cabut, ia menatapku
pasrah. Liukan tarian putar-putarnya sudah sama sekali tak menghiburku malah
menambah penat otak bebalku. Makin dipaksa makin mengejek, jalan satu-satunya
putus saja. Tak ada lagi perjanjian, tak ada lagi pertemuan dan kini ku ucap
selamat tinggal.
Lempar ke lemari,
"Pletakk!"
"Besok beli lagi,
atau jalan satu-satunya ke warnet?" huft, lempar badan ke kasur.
"Glubukk!"
Sabtu, 01 Februari 2014
KENANGAN
Berpuisi, mengungkapkan isi dalam hati. Menyiratkan rasa dalam kata-kata, meski bukan pujangga setiap orang mampu berpuisi. Nilai bobot tulisan, tergantung ilmu yang ditadahnya.
--------------Iza, 02-02-14-----------
Kubisikkan namamu
dalam lubuk hatiku
Kutanggalkan cinta yang dulu pernah ada di antara kita
Akankah dunia tau perih yang melanda jiwaku?
Kutanggalkan cinta yang dulu pernah ada di antara kita
Akankah dunia tau perih yang melanda jiwaku?
Pusaran angin yang
membawa kerinduan
Mengecup angan; menuai bayang yang kian temaram
Mengecup angan; menuai bayang yang kian temaram
Lilin putih yang menerangi
kegelapan
Akankah ia mampu bertahan dengan angin yang mengguncangkan
Akankah ia mampu bertahan dengan angin yang mengguncangkan
Biarkan malam berlalu
kan kusambut sepiku dalam damai mimpi
Aku yang terhipnotis waktu tak lagi menyadari
Hilangmu yang kian tak berarti akankah menyikap tabir kerinduan ini
Aku yang terhipnotis waktu tak lagi menyadari
Hilangmu yang kian tak berarti akankah menyikap tabir kerinduan ini
Tuhan........
Masih terbayang cinta yang aku beri untuknya
Yang ia sia-siakan sewaktu aku dalam gelap senja
Masih terbayang cinta yang aku beri untuknya
Yang ia sia-siakan sewaktu aku dalam gelap senja
Akankah malam menyulurkan serunai angan?
Dikala aku jatuh terantuk biru pelangi yang hilang di pagi buta
Dikala aku jatuh terantuk biru pelangi yang hilang di pagi buta
Hina.... jauh lebih hina...
Aku yang merangkak dalam serakan sampah
Memohon dengan airmata yang kian mendarah
Memohon dengan airmata yang kian mendarah
Takkan kubuang benci ini meski hidup tak lagi bermelodi
Dia yang terkenang....
Dia yang aku sayang....
Dia yang aku sayang....
Terbanglah bersama awan
meski mentari menghilangkan putihnya
Tinggalkan semua cerita biarkan aku yang menyambut mega
Dunia tetap dunia dan hidup akan terus berjalan
Tinggalkan semua cerita biarkan aku yang menyambut mega
Dunia tetap dunia dan hidup akan terus berjalan
Jangan kau racuni putih
mutiara dengan hitamnya tinta
Agar tak lagi kau mampu merasa
Sesosok bayang yang menyeruak dalam nista.
Agar tak lagi kau mampu merasa
Sesosok bayang yang menyeruak dalam nista.
MENYAPIH, TIDAK SULIT
Bagi sebagian ibu-ibu yang pernah menyusui pasti pernah mengalami yang namanya 'menyapih'. Hal ini mungkin kadang dirasakan sebagai momok, karena menyapih sama seperti memisah sebagian dari tubuh kita. Butuh mental untuk melakukan ini, baik dari Sang Ibu ataupun anak.
Meski begitu, menyapih dapat
menjadi hal yang menyenangkan jika melakukannya saat Sang Ibu dan anak telah
siap. Pshikis yang baik sangat diperlukan oleh ibu, agar si anak pun siap untuk
menjalani masa penyapihan ini. Jangan sekali-kali memaksa anak untuk menyudahi
‘netek’ jika anak memang benar-benar belum siap. Karena, ini akan mempengaruhi
kejiwaan anak dimasa mendatang Ia akan
merasa minder, kecil dan merasa tidak disayangi lagi.
Usia dua tahun adalah saat yang pas
untuk menyapih, karena di usia ini anak sudah bisa diberi pengertian. Tetap
berikan pelukan yang hangat, dan percayakan pada anak bahwa Ia pasti bisa. Perhatian yang lebih harus diberikan, karena ini yang akan menguatkan mental
anak. Biarkan mengalir jangan terburu-buru, jika sesekali anak masih rewel itu
wajar mungkin karena ia masih merasa belum siap.
Peran Sang Ayah juga sangat
membantu saat proses penyapihan. Karena, saat proses ini biasanya anak merasa
disisihkan oleh Sang Ibu. Ayah harus pandai-pandai menghibur hati anak dan tetap memberikan semangat pada Sang Ibu. Jika ini sudah berjalan, lama kelamaan
anak akan mengerti dan tidak rewel lagi.
Tidak sulit kan??
Menyapih sama juga
artinya kita telah membebaskan buah hati kita untuk, mandiri menjemput masa
depannya.
Langganan:
Postingan (Atom)