Jumat, 05 April 2013

BELAJAR MENJADI PENULIS



Permasalahan semua orang, bahkan seorang penulis profesional sekalipun adalah mengalami masa otak blank, kehilangan ide, tidak tahu harus menulis apa lagi.
Saat seperti ini otak rasanya berhenti seketika, jari-jemari pun terdiam sambil memutar-mutar pena atau bertengger begitu lama diatas keyboard. Semua penulis pasti pernah mengalami hal seperti ini, apalagi untuk penulis pemula.

Seperti yang telah di jabarkan pada postingan sebelumnya akan
arti dari menulis dan penulis, bahwa setiap orang punya kans untuk jadi penulis. Hanya saja bagi mereka yang sudah profesional akan lebih mudah mengatasi masalahnya karena pengalaman dan jam terbangnya lebih banyak daripada penulis pemula.

Pekerjaan apapun selalu dilalui dengan berpikir, jika berbicara tentang berpikir tentu ada hubungannya dengan otak. Nah, didalam otak kita kan ada 2 sekat yang sering disebut "Otak Kanan" dan "Otak Kiri".


Mungkin anda pernah mendengar
istilah penulis bebas? Penulis bebas adalah orang yang menulis tanpa memperdulikan judul, tema, kerangka, spasi, ejaan dan tetek bengek aturan dalam penulisan. Penulis bebas akan menulis apa saja yang ada di kepalanya untuk dijadikan tulisan. Sehingga banyak dari penulis profesional yang mulai belajar menulis dengan cara bebas.

Contoh:
pada saat kita mulai belajar menulis, tidak perlu memikirkan segala macam aturan terlebih dulu.. Tulis saja apa yang ada di otak kita saat itu meski yag terbesit adalah:

"Kenapa otak saya jadi bebal begini ya? Rasanya susah menemukan ide, padahal tadi pagi ide di kepala ini begitu banyak, tapi kenapa sekarang jadi mandek begini? Apa yang terjadi pada otakku ini? Aaaaaaaaaaahhhh...."

Tidak sulit kan menulis seperti itu? Jadi untuk menulis bebas, tulis saja apa yang ada di otak dan benak kita sehingga membentuk tulisan. Kita bisa bercerita tentang diri kita, kejadian kemarin, kisah tentang teman kita atau apa sajalah layaknya kita menulis kisah di buku diary. Inilah yang biasa dikerjakan oleh "otak kanan", tanpa aturan, tanpa susunan baku, yang dilakukan hanya menulis apapun yang sedang dipikirkan.

Berikut ini ada beberapa
tips bagi yang suka menulis tetapi selalu bingung apa yang mau ditulis, atau sudah menulis tapi selalu putus di tengah jalan.
  1. Tidak perlu terikat dengan aturan baku ketika pertama kali memulai tulisan. Tulis apa saja yang tersirat di kepala, perkara susunannya itu belakangan. Banyak para penulis profesional yang suka menulis artikel, essay, buku atau novel menempatkan tulisan yg muncul pertama kali dalam pikiran bukan di bab pertama, melainkan bab kesekian. Menyusun adalah pekerjaan nanti, yang penting tulis dulu apa yang tersirat.
  2. Tulislah sesuatu yang sudah kita kuasai. Ibarat kita bercerita, orang yg tidak pandai mengarang cerita akan belepotan dalam menceritakan kebohongannya, namun beda jika dia bercerita tentang hal yang pernah dialami. Pilihlah topik yang benar-benar kita pahami, meskipun itu tentang bagaimana merawat seekor kucing.
  3. Karya tulis adalah sebuah cerita yang berbentuk tulisan. Sehingga mengalir saja dengan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca (jika kita mau karya tulis kita dibaca orang lain). Tidak perlu berpikir terlalu tinggi, jika nanti tulisan kita malah tidak dimengerti oleh para pembaca. Bila perlu berikan contoh dan penggambaran.
  4. Gunakan bahasa dan tulisan yang umum, jangan karena ingin terlihat gaul dan tampil beda kita malah memakai bahasa dan tulisan "Alay" seperti kebanyakan remaja menulis ID atau statusnya di facebook. Contohnya: "Ako3 ad4laH se0raNg g4dIs des4 iang s3d3rh4n4...". Ingat bahwa pembaca kita adalah majemuk yang berasal dari berbagai kalangan, terkecuali jika kita menulis khusus untuk komunitas alay.
  5. Jangan mencoba menjadi sempurna dulu. Hanya karena kita ingin bercerita secara detail untuk menggambarkan sesuatu tempat, kita menuliskannya sampai dua (2) lembar. Rincian cerita memang harus terlihat akurat, tapi tidak perlu terlalu panjang lebar dan bertele-tele yang membuat orang yang membacanya menjadi bosan.
  6. Tidak usah memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu semalam. Karena kita tidak sedang mengerjakan soal Unas atau ujian yang harus selesai beberapa jam. Kita akan membuat cerita dalam bentuk tulisan yang bagus, mudah dimengerti dan orang menjadi suka. Tulisan pertama kali itu biasanya menjadi kerangka, kita masih harus menyusun dan mengedit apakah ada susunan atau tulisan yang salah. Jika merasa "stag", berhenti saja dulu untuk istirahat agar otak kita kembali segar.
  7. Bawalah selalu catatan dimanapun kita berada. Sebuah ide bisa muncul kapan saja dan dimana saja, itu bisa menjadi bahan untuk memperkaya tulisan kita. Jangan mengandalkan otak kita yang terkenal mudah lupa ini. Untuk itu belajarlah mencatat jika ada ide menarik yang muncul dan kita akan merangkainya nanti ketika sedang menulis.

Kali ini saya tidak menulis tahapan penulisan, tapi hanya memberi tips untuk memulai dan membuat sebuah tulisan terutama bagi pemula. Tidak usah menggambarkan diri kita seperti para penulis yang sudah terkenal, karena itu justru membuat kita tertekan dan tidak bisa menuliskan ide kita sama sekali. Nikmati saja sebagai diri sendiri dan mulailah menulis. Keterampilan dan kemampuan kita akan terasah, seiring berjalannya waktu dalam kita membuat karya tulis.

Bagi penulis profesional yang sempat membaca tulisan ini, tidak perlu saling mengkritik. Tapi tulislah pada komen jika ada penjelasan saya yang dirasa kurang. Mari kita saling berbagi untuk membantu sesama. Happy Writing...


 

Kamis, 04 April 2013

CERPEN ITU....??"



PENGERTIAN CERPEN

CERPEN
  Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
 Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Asal-usul
 Yaitu cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
 Fabel, yang umumnya berupa cerita binatang dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda.
Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau Mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
 Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.

Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek. Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.

Cerita-cerita Pendek Modern
 Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (1824–1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar No. 6" karya Anton Chekhov.
 Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The Atlantic Monthly, Scribner's, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya.
Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.
Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog.

Unsur dan Ciri Khas
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
 Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen juga memiliki [unsur intrinsik] cerpen.

Ukuran
 Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematic. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata.
 Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel.

Genre
 Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa liris dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.

Cerita Pendek Terkenal

· "An Occurrence at Owl Creek Bridge" oleh Ambrose Bierce
· "Yours Truly, Jack the Ripper" oleh Robert Bloch
· "A Sound of Thunder" oleh Ray Bradbury
· "Cathedral" oleh Raymond Carver
· "The Most Dangerous Game" oleh Richard Connell
· "The Story of an Hour" oleh Kate Chopin
· "A Rose for Emily" oleh William Faulkner
· "The Overcoat" oleh Nikolai Gogol
· "Young Goodman Brown" oleh Nathaniel Hawthorne
· "The Snows of Kilimanjaro" oleh Ernest Hemingway
· "The Gift of the Magi" oleh O. Henry
· "The Lottery" oleh Shirley Jackson
· "The Monkey's Paw" oleh W.W. Jacobs
· "The Dead" oleh James Joyce
· "In der Strafkolonie" oleh Franz Kafka
· "The Call of Cthulhu" oleh H.P. Lovecraft
· "Bartleby, the Scrivener" oleh Herman Melville
· "A Good Man Is Hard to Find" oleh Flannery O'Connor
· "The Tell-Tale Heart" oleh Edgar Allan Poe
· "Brokeback Mountain" oleh Annie Proulx
· "The Red Room" oleh H.G. Wells
· "The Last Question" oleh Isaac Asimov

(Dari berbagai sumber)