Hidup ini terlalu
indah untuk di lewatkan. Itu semboyan masa remajaku, oleh karena itu aku tak pernah
menyia-nyiakannya. Hingga tak ku sadari aku terlalu jauh mengumbar kesenanganku
sampai aku lupa daratan dan tak peduli batas-batas moral kemanusiaan.
Tepat jam
00.00 aku pulang.
“Ra...dari
mana saja kamu, jam segini baru pulang?”tanya ibu penuh khawatir.
“Kelompok bu
dirumah teman!!”jawabku acuh, tanpa memperdulikan perasaan ibuk aku
menghamburkan diri kekamar.
Masih ku
nikmati saat-saat bersama mas rey tadi, aku di ajak ke vila untuk merayakan
pesta ulang tahunnya. Aku dan mas rey memang sudah seperti suami istri, tak
jarang kami melakukan hal di luar batas layaknya suami istri dan orang tua ku
tidak tahu akan hal ini. Meski aku baru kelas 3 SMA tapi aku sudah berani
melakukannya karena aku memang sangat mencintai mas rey, semua rela aku berikan
bahkan harga diri sekalipun. Mas rey berjanji akan menikahiku, karena memang
dia laki-laki yang sudah mapan dan bekerja itu yang membuatku yakin bahwa
nantinya dia mampu menghidupiku.
“Tok..tok..”ra..kamu
udah sholat??”terdengar suara lirih ibu
dari balik pintu.
“Iya bu, ini
mau sholat”ah... ternyata sudah subuh, semalam aku membayangkan mas rey sampai
ketiduran.
Sesaat akan
bangun kepala ku terasa sangat berat, mataku berkunang-kunang dan rasa mual ini
kian menjalar ke tenggorokan. Aku berlari ke kamar mandi dan ku tumpahkn semua
disana, aku mulai lemas dan ku rasakan tangan ibu meraih tubuhku.
“Kamu kenapa
sih ra...mungkin masuk angin??apa kita bawa ke dokter saja??”
“Gak usah bu, dikasih minyak saja pasti sembuh. Buat kan teh panas ya bu?”
Ibu begegas
kebelakang membuatkan teh panas dan aku berselimut dikamar, ternyata di saat begini
aku masih butuh ibuk. Teringat saat aku sering membentaknya karena beliau yang
sering melarang-larang berbagai kesenangan dan pergaulanku.
----------00----------
Bulan ketiga!!!
“Masak aku
gak haid lagi?”fikiranku langsung berputar dan teringat semua yang telah ku
lakukan bersama mas rey.
“Jangan...jangan....???"
“Mas pokok
harus bertanggung jawab!!”aku menangis sejadi-jadinya tapi mas rey tetap tak
menghiraukanku.
“Aku tidak percaya mungkin ada orang lain, aku kan selalu pakai pengaman!!”
“Plaakk..!!”aku
berhubungan hanya denganmu mas.
“terserah,
gugurkan janin itu aku tak mau tahu ini ada uang cepat gugurkn dia”tanpa
menolehku mas rey beranjak pergi.
Aku menangis
sejadiku, tak mungkin aku membunuh bayi yang tak berdosa ini tapi jika ia
terlahir siapa yang akan menjadi ayahnya??Alloh...andai ku dapat mengulang
semua, tak ingin aku mengenal laki-laki bejat itu. Masih adakah pintu taubat
untukku ya alloh sungguh aku manusia hina dalam kubangan dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar